4 Sebab
Pertama, diatesis stres, kedua sebab biologis otak, ketiga stresor psikososial dan keempat faktor keturunan.
Diatesis stres adalah kondisi jiwa yang rapuh yang bukan oleh karena faktor keturunan. Kerapuhan inibisa terjadi akibat bermacam-macam sebab. kehidupan masa kecil yang tidak bahagia, kejadian-kejadian traumatik pada masa lalu, ganguan jiwa yang pernah terjadi sebelumnya, kebiasaan buruk yang terjadi sebelumnya, misalnya pemakaian narkoba atau minuman keras. Kondisi tersebut menimbulkan mekanisme pertahanan jiwa seseorang tidak efektif, sehingga kemampuan untuk beradaptasi dengan stresor yang sedang dihadapi menurun.
Neurotransmitter
Kondisi biologis di otak, juga ikut menentukan. Dari penelitian para ahli saat ini, ada 5 macam hormon otak yang berperan dalam terjadinya gangguan jiwa. Hormon otak tersebut disebut neurotransmitter. Kelima hormon otak tersebut adalah dopamine, serotonin, nor efinephrin, asetil kholin dan gama amino butirik acid (GABA). Ketidakseimbangan dari kelima hormon otak tersebut, akan menimbulkan gangguan jiwa, sedangkan penurunan yang dominan dari salah satu jenis hormon tersebut akan menentukan jenis gangguan jiwa. Pada gangguan jiwa jenis depresi maka yang menurun secara dominan adalah serotonin. Tidak kalah pentingnya adalah faktor stresor psikososial. Manusia sebagai makhluk sosial, pasti akan mengalami sesuatu yang tidak mengenakkan dalam hubungan dengan manusia lainnya. Dan orang yang dalam keadaan depresi atau dalam masa penyembuhan depresi kemampuan berpikirnya sedikit banyak sudah mengalami gangguan dibandingkan orang yang sehat. Gangguan dalam proses berpikir ini meliputi kemampuan konsentrasi, daya ingat, termasuk juga dalam hal pengambilan keputusan.
Proses Identifikasi
Diakui bahwa faktor keturunan pada gangguan depresi, bukanlah sesuatu yang dominan. Risiko yang tertinggi adalah apabila ibu pasien penderita depresi, terutama pada waktu pasien masih usia anak-anak. Risiko ini kira-kira 20%. Mengapa faktor ibu merupakan risiko keturunan yang paling tinggi ? Bahwa seorang ibu dengan depresi, pasti proses pengasuhan oleh ibu terhadap anak akan mengalami gangguan. Semua perilaku ibu yang terganggu ini akan diamati dan sebagian besarnya ditiru oleh anaknya. Proses inilah yang disebut proses identifikasi. Bilama mengamati risiko faktor keturunan paling tinggi hanya 20%, maka faktor lainnya yang 80% atau lebih adalah bukan karena faktor keturunan.
Ada 3 hal dalam menangani orang yang terkena depresi, yaitu : psikoterapi individual, terapi keluarga dan lingkungan, serta terapi medikamentosa yaitu terapi dengan pemberian obat-obatan pada si penderita. Psikoterapi individual, diberikan pada penderita dengan kesadaran baik dan mampu untuk menerima semua penjelasan dari dokter atau psikiater. Terapi lingkungan, dengan tujuan agar lingkungan dapat menjaga dan merawat serta memberikan dukungan psikologis agar si penderita dapat hidup nyaman dan terlindungi dari sesuatu yang tidak mengenakkan. Terapi medikamentosa bertujuan agar untuk memulihkan ketidakseimbangan neurotransmitter, agar pasien tidak terlalu menderita dengan adanya ganguan depresi tersebut.
*semoga bermanfaat*
dikutip dari rubrik 'Sehat' Suara Merdeka oleh Psikiater Dr. Ismed Yusuf
